Pertama Kali Gelar Forum Group Discussion, HIMA Se-Kalteng Mengajak Seluruh Audience Untuk Turut Serta Memberantas Paham Radikalisme, Intoleransi, dan Terrorisme
PALANGKA RAYA — Forum Himpunan Mahasiswa Daerah se-Kalimantan Tengah mengukir sejarah dengan menggelar Forum Group Discussion (FGD) perdana yang mengangkat isu strategis: pencegahan terorisme, radikalisme, dan intoleransi di lingkungan mahasiswa.
Kegiatan ini dilaksanakan pada Rabu, 9 Juli 2025, bertempat di Aula Hotel Dandang Tingang, dan dihadiri sekitar 200 peserta dari berbagai perwakilan HIMA daerah di Kalimantan Tengah.
Kegiatan yang dihadiri oleh mahasiswa dari berbagai kabupaten/kota se-Kalimantan Tengah ini digerakkan secara independen oleh Himpunan Mahasiswa (HIMA) Daerah, termasuk IPMK Palangka Raya, HIMA Barito Timur, HIMA Palangka Raya, Permas (Seruyan), HIMA Sukamara, HIMA Katingan, HIMA Pulang Pisau, dan HIMA Kotawaringin Barat.
FGD ini menghadirkan sejumlah narasumber dari berbagai unsur penting, di antaranya Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) sekaligus Ketua MUI Kalimantan Tengah, Prof. Dr. Khairil Anwar, M.Ag; perwakilan Satgaswil Densus 88 AT Kalimantan Tengah; perwakilan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kalimantan Tengah dari Nahdlatul Ulama, Ustaz H. Samsul Bahri; serta perwakilan dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kalimantan Tengah, Feni Catriani Utami.
Tema yang diusung dinilai sangat relevan dengan tantangan sosial dan ideologis yang dihadapi oleh generasi muda masa kini. Forum ini menjadi wadah penting dalam membangun kesadaran kolektif serta ketahanan ideologi di kalangan mahasiswa.
Fardoari Reketno, selaku komunikator Forum HIMA se-Kalteng, menekankan bahwa kegiatan ini tidak hanya menjadi ruang diskusi, tetapi langkah awal membentuk perlawanan intelektual terhadap masuknya paham ekstrem yang bertentangan dengan nilai-nilai kebangsaan.
"Ini adalah momen bersejarah bagi kita semua, karena untuk pertama kalinya mahasiswa daerah se-Kalteng berkumpul dalam skala besar untuk membicarakan isu penting seperti ini. Kami percaya bahwa ini bukan akhir, melainkan awal dari gerakan yang lebih terorganisir dan berkelanjutan," ucap Fardoari.
Ia juga menekankan bahwa mahasiswa sebagai agen perubahan harus mampu menjadi garda terdepan dalam menjaga nilai-nilai toleransi, kebangsaan, dan kemanusiaan.
Menutup rangkaian kegiatan, Fardoari mengajak seluruh peserta untuk terus menjadikan forum-forum seperti ini sebagai ruang refleksi dan aksi. “Mari jadikan forum ini sebagai pemantik semangat baru untuk menciptakan gerakan mahasiswa yang inklusif, berwawasan luas, dan memiliki daya tahan terhadap ancaman ideologi ekstrem,” pungkasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Muhammad Yuridhul Insani, Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Kotawaringin Barat (Hima Kobar) Palangka Raya, juga turut serta berpartisipasi dalam pelaksanaan FGD ini. Ia menyatakan sikap tegas menolak segala bentuk ideologi yang berpotensi memecah belah keutuhan bangsa, khususnya yang menyasar mahasiswa.
"Acara ini sangat penting dalam membuka wawasan kita semua. Saya berharap para peserta benar-benar menyerap apa yang disampaikan para narasumber, sehingga dapat menumbuhkan kesadaran kolektif dan mencegah terjadinya tindakan-tindakan yang berbau terorisme di lingkungan kampus maupun masyarakat," ujar Yuri.